Kamis, September 11, 2008

serat optik

LAPORAN KERJA PERAKTEK


Lokasi / tempat :

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA , Tbk
ARNET MEDAN

Judul :

Operasional Perangkat
Kabel Serat Optik







Disusun Oleh :


FEBRI ARDIANSYAH HERU SETIYAWAN M. RAMADHAN
NIS: NIS: NIS:









JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PUTRA ANDA
BINJAI




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. TELKOM ARNET MEDAN .
laporan akhir merupakan salah satu syarat bagi siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan , sekolah menengah kejuruan putra anda.

Adapun pelaksanaan serta penyusunan Laporan Kerja Praktek ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa bimbingan, pengarahan, saran maupun fasilitas yang tersedia. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua saya tercinta yang telah begitu besar memberikan bantuan dan perhatian nya serta doa restu kepada kami baik berupa moril maupun materi hingga terselesai nya aporan ini.
2. Bapak Sagino, Spd selaku kepala sekolah SMK Putra Anda Binjai.
3. Bapak Denny Ivada selaku pembimbing kami dan kordinator Kerja Praktek dari sekolah.
4. Bapak Sintong selaku asisten manager Transmisi Area Network Medan.
5. Bapak Sofyan Lubis ST selaku Pembimbing
6. Bapak Anggoro Nasution ST selaku kordinator Lpangan
7. Teman-teman yang turut ikut dalam penyelesaian laporan ini.
8. Seluruh staf dan karyawan PT. Telkom khususnya di Netre Subagut Arnet Medan yang telah banyak memberi imformasi dan masukan kepada kami selama melakukan praktek.






Penulis menyadari bahwa Penulisan laporan kerja peraktek ini masih belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis dengan lapang dada dan hati terbuka menerima segala masukan yang sifatnya membangun dari para pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri , Amin.



Medan, 20 september 2008



penulis
























BAB III
KABEL SERAT OPTIK


UMUM
Kebutuhan akan informasi dewasa ini semakin berkembang pesat. perkembangan ini diiringi oleh perkembangan teknologi transmisi saluran informasi . teknologi serat optik adalah sala satu wujud dari perkembangan teknologi tersebut. pemakaian serat optik untuk sistem konunikasi berkembang dengan pesat menggantikan pemakaian kabel konvensional (tembaga ) . kebutuhan akan transmisi yang cepat dengan kapasitas yang besar menyebabkan serat optik menjadi pilihan utama saat ini . namun dengan berbagai kelebihan yang diberikan oleh kabel serat optik ini ,pemakaian kabel konvensional tidak ditinggalkan begitu saja.
Pada serat optik , cahaya yang ada merupakan sala satu sarana yang fundamental untuk dapat mengtransmisikan informasi . pada teknologi ini terdapat pengubahan sinyal elektrik ke dalam bentuk sinyal optik ( cahaya ) . yang kemudian disalurkan melalui fiber dan selanjutnya di konvesikan kembali menjadi sinyal listrik pada bagian penerima.
Demikian menggunakan cahaya sebagai pembawa sinyal – sinyal informasi tersebut bebas dari interferensi elektromaknetik , loss yang sangat kecil yaitu 0,2dB /Km bahkan ada yang mencapai 0,01 dB/Km. dengan pemanfaatan benwitdh cahaya yang cukup lebar maka akan didapatkan kapasitas kanal yang lebih besar .
Pada dasarnya ada 3 konponen pokok dalam Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) yaitu :
1 Sumber cahaya ( Light Source )
2 Kabel serat optik ( Optic Fibre )
3 Detektor cahaya ( Light detector )

Kabel optik atau bisa disebut juga kabel serat optik adalah merupakan jenis kabel yang memiliki inti dari serat gelas, serat gelas berfungsi sebagai media pemandu cahaya yang merambat pada inti kabel optik.

3.1 Struktur Kabel Optik.
Struktur kabel optik outdoor ( diluar ruangan ) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Inti (core ),
2. Selubung kulit ( Cladding ),
3. Coating
4. Strength Material,
5. Jaket / pelindung.



Sedangkan struktur kabel serat optik indoor ( dalam ruangan ) lebih lentur dan hanya terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Core ( inti )
2. Cladding
3. Coating


Gambar 3.1.b. Struktur kabel optik indoor



Core dan Cladding terbuat dari bahan silika dengan komposisi bahan campuran yang berbeda sehingga indeks bias core lebih tinggi dari indeks bias Cladding. Komposisi yang berbeda antara core dan cladding diperlukan agar sinar yang masuk dengan nilai sudut tertentu dapat dipantulkan secara sempurna / total sepanjang perjalanan.
3.2 Jenis – Jenis Kabel Serat Optik
Ditinjau dari profil indeks, ukuran inti dan mode gelombang, serat optik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
3.2.1 Monomode Step-Indeks ( Singlemode ).
1 Hanya satu berkas ( mode ) sinar yang dapat dilewatkan.
2 Ukuran diameter inti ( core ) 2 s/d 10 m.


Karakteristik standar kabel serat optik single-mode menurut rekomendasi ITU-T no. G.652 adalah sbb:
a. Dispersi maksimum pada =1310 nm adalah 3.5 ps/nm.km
b. Dispersi maksimum pada =1550 nm adalah 20 ps/nm.km
c. Mempunyai redaman 0.3 s/d 0.4 dB/km pada =1310 nm
d. Mempunyai redaman 0.15 s/d 1.25 dB/km pada =1550 nm
e. Mempunyai bandwidth sampai 50 GHz
f. Diameter core 2 s/d 10 m
g. Diameter cladding 125 m

3.2.2 Multimode, dibagi dua jenis :
a. Multimode Step-Indeks.
- Sinar dari satu ujung ke ujung lain dapat melalui beberapa lintasan, berkas sinar yang dilepaskan kedalam kabel serat optik merambat
menurut alur-alur zigzag yang dihasilkan ketika sinar memantul kembali dari dinding inti.
- Diameter inti ( core ) dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 m.

b. Multimode Grade-Indeks.
- Indeks bias pada inti tidak memantul sempurna, tetapi membentuk lintasan parabolik, sinar dibengkokkan oleh pembiasan sehingga melengkung kedalam kearah sumbu. Sinar yang dilepaskan dengan sudut yang berbeda akan mmempunyai tingkat kelengkungan yang berbeda pula.
- Diameter inti ( core ) dengan rekomendasi CCITT G.651 sebesar 50 m.

3.3 Karakteristik Kabel Serat Optik
arakteristik kabel serat optik dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain,
3.3.1 Kecepatan Propagasi
Kecepatan perambatan cahaya pada ruang hampa adalah 3 x 108 m/det. Bila cahaya ini merambat pada suatu medium ( zat padat atau zat cair ) maka kecepatan rambatnya akan menjadi lebih kecil dari C. Kecepatan ( C ) ini dinotasikan dengan V ( V 13000 mm maka rugi-rugi Reyleigh akan terjadi nol untuk bahan gelas dan silika seharusnya kurva rugi-rugi pemghamburan adalah sebagai berikut:

10 ……………………

1 …………………………………………..

0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,3 1,4

Kurva rugi-rugi penghamburan

Ada pula penghamburan yang ditimbulkan akibat tidak baiknya struktur serat optik. Dalam prakteknya permukaan/bentuk struktur dari serat optik baik core maupun claddingnya tidaklah benar-benar cylindrical. Adakalanya bentuk permukaannya cembung atau cekung. Hal tersebut dapat pula menyebabkan timbulnya penghamburan terhadap sinar datang, karena sinar tersebut tidak dipantulkan sempurna bahkan akan dibiaskan keluar, sehingga menimbulkan rugi-rugi.
2 Rugi-rugi yang disebabkan karena serat optik digunakan sebagai alat transmisi adalah:

A. Rugi-rugi karena pelengkungan
Rugi-rugi ini terjadi pada saat sinar melalui serat optik yang dilengkungkan, dimana sudut datang sinar lebih kecil dari sudut kritis sehingga sinar tidak dipantulkan sempurna tetapi dibiaskan keluar.


Rugi-rugi pelengkungan
Untuk mengurangi rugi-rugi karena pelengkunagan maka harga Numerical Aperture dibuat besar.

B. Microbending Loss

Rugi-rugi ini termasuk sebagai akibat adanya permukaan yang tidak rata (dalam orde micro) sebagai akibat perbaikan bahan yang kurang sempurna.

C. Splicing Loss
Rugi-rugi ini timbul karena adanya gap antara dua serat optik yang disambung hal ini dimungkinkan karena dimensi serat optik yang demikian kecilnya sehingga penyambungan menjadi tidak tepat. Sehingga sinar dari bahan serat optik ke serat optik lainnya tidak dapat dirambatkan seluruhnya. Ada beberapa kesalahan dalam penyambungan yang dapat menimbulkan rugi-rugi splicing yaitu:
3 Bila sambungan kedua serat optik membentuk sudut
4 Bila sumbu kedua serat optik sejajar
5 Bila kedua sumbu berimpit namun masih ada celah diantara keduanya
6 Bila ada perbedaan ukuran antara kedua serat optik yang disambungkan
Untuk mengukur besarnya rugi-rugi karena sambungan digunakan rumus:

Pout
L(dB) = 10 Log
Pin

Rumus 1.c Splicing Loss
Dimana :
P out = Daya sesudah sambungan
P in = Daya sebelum sambungan

D. Rugi-rugi Kopling
Rugi-rugi ini timbul pada serat optik yang dikopel atau disambungkan dengan sumber cahaya atau photo detector. Dapat terjadi karena tidak seluruh energi yang diradiasikan oleh sumber optik bisa dimasukkan kedalam serat optik. Kwalitet kopling dinyatakan dengan efisiensi kopling seperti dirumuskan dengan:
Pt
μ =
Pin
Rumus 1.d Rugi-rugi Kopling
Dimana:
Pin = Daya yang dipancarkann oleh sumber cahaya
Pt = Daya yang dimasukkan kedalam serat optik








BAB IV

OPERASIONAL PERANGKAT
KABEL SERAT OPTIK



4.1 Sistem Perangkat Serat Optik

secara sistem fungsi perangkat SKSO dan medianya , yaitu kabel serat optik sebagai penyalur informasi / data dari dan kedaerah – daerah tertentu yang dilaluinya , dengan jumlah kanal informasi yang dapat disalurkan secara bersamaan adalah sebesar 1920 kanal setiap 1 ( satu ) sistem 140 Mps.
sistem perangkat serat optik terdari dari:
1 Perangkat Optical Line terminal Equipment ( OLTE ) 8TR684
2 Perangkat Officer Repeater Equipment 8TR684
3 Perangkat Digital Multiplex
4 Network Mediatin Unit ( NMU )
5 Perangkat Tran Vu Network Surveillance and Control System.









4.2 Perangkat Optical Line Terminal (OLTE) 8TR684

Perangkat OLTE (Optical Line Terminal Equipment) 8TR684 terdiri dari:
1 UNIT CMI DECODER, berfungsi:
a. Sebagai Amplifier, equalizer dan Regenerator sinyal input CM 139.264 Kbit/s yang diterima dari perangkat Digital Multiplex.
b. Mengubah sinyal CMI 139.264 Kbit/s menjadi bentuk biner 139.264 KHz.
c. Membangkitkan sinyal Clock 139.264 KHz yang mempunyai phase sama dengan phase sinyal data input dengan bantuan PLL.
d. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Terjadi kecacatan pada sinyal input dengan menyatakan lampu LED alarm” “.
2 Terjadi gangguan pada rangkaian PLL (Pembangkit Sinyal Clock 139.264 KHz) dengan menyalanya lampu LED alarm “LOCK”.
Kedua sinyal alarm tersebut dikirim kesisitem Alarm Unit.
UNIT 5B/6B CODER, berfungsi:
a. Mengubah sinyal biner 139.264 Kbit/s menjadi sinyal 167.117 KBd.
b. Mengirimkan sinyal 139.264 Kbit/s AIS, untuk menggantikan sinyal data input apabila terjadi alarm pada CMI Decoder.
c. Memberikan indikasi alarm 5B/6B ditandai dengan menyalanya LED “ “, apabila terjadi gangguan pada unit 5B/6B CODER, dan mengirimkan sinyal alarm tersebut ke SAU.







TRANSMIT UNIT, berfungsi:
a. Mengubah sinyal data elektris 167.117 KBd kedalam sinyal optik 167.117 KBd.
b. Memodulasi sinyal FL 1.000 Bd yang diterima dari perangkat ANCILLARY FAULT LOCATING 8TR680 secara amplitudo modulasi pada sinyal data 167.117 KBd (envelope“+”).
c. Memantau kondisi operasi Laser Diode dan mengatur kestabilan output power laser diode dengan menggunakan pilot Frekuensi 7,8 Khz yang dimodulasikan secara AM pada sinyal data 167.177 KBd (envelope”-“).
d. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Power Output LASER turun  1,5 dB dengan menyalanya lampu LED alarm “LASER”
2 Arus bias (lb) LASER naik  50% dengan menyalanya lampu LED alarm “1-Bias”.
3 BER  10-6 dengan menyalanya lampu LED “EBER  10-6
Ketiga sinyal alarm tersebut dikirim kesisitem Alarm Unit.
e. Mengirimkan FLEC (Fault Locating Emergency Carrier) 11,94 MHz sebagai pengganti sinyal data 167.117 Kbit/s. Apabila sinyal data tersebut tidak diterima, sehingga proses pengiriman sinyal FL 1.000 Bd, sinyal Optical Aervice Line Order Wire 32 KHz dan frekuensi pilot 7,8 Khz tetap dapat dilaksanakan.
f. Mengirimkan sinyal Optical Service Line Equipment melalui proses super impose pada sinyal FL 1.000 Bd.






RECEIVE UNIT, berfungsi:
a. Mengubah sinyal optik 167.117 KBd menjadi sinyal elektrik 167.117 KBd.
b. Memperkuat dan meregenerasi sinyal elektrik 167.117 KBd.
c. Membangkitkan sinyal clock 167.117 KBd yang mempunyai phase sama dengan sinyal data input dengan bantuan rangkaian PLL.
d. Mendeteksi sinyal FL 1.000 Bd.
e. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Receive Unit tidak menerima sinyal input (misalnya: kabel putus, dsb) dan atau terjadi gangguan pada rangkaian PLL (Pembangkit Sinyal Clock 167.117 Khz) dengan menyalanya lampu LED alarm “REC”.
2 Receive Unit tidak menerima sinyal input (misalnya: kabel putus, dsb) dengan menyalanya lampu LED “LIS”.
3 Kedua sinyal alarm tersebut dikirim ke sistem Alarm Unit (SAU), sedangkan sinyal alarm”LIS” selain dikirim ke SAU.
4 FL-IC pada unit 5B/6B DECODER sebagai sinyal LIS-Godirention (LIS-G).
5 FL-IC pada unit TRANSMIT sebagai sinyal LIS Return Direction (LIS-G).
f. Mendeteksi Sinyal Optical Service Line OrderWire.
UNIT 5B/6B DECODER, berfungsi:
a. Mengubah sinyal 167.117 Kbit/s menjadi sinyal CMI 139.264 Kbit/s.
b. Mendeteksi Error Rate dari sinyal input.
c. Memproses sinyal FL 1.000 Bd yang diterima dari unit RECEIVE untuk diteruskan keperangkat FAULT LOCATING 8TR680/FL.
d. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Terjadi gangguan pada unit 5B/6B DECODER dengan menyalanya lampu LED alarm “5B/6B”.
2 Nilai EBER  10-6 dengan menyalanya lampu LED alarm “EBER  10-6 “.
3 Nilai EBER  10-6 dengan menyalanya lampu LED alarm “EBER  10-3 “.
Ketiga sinyal alarm tersebut dikirimkan ke sistem Alarm Unit/SAU.
UNIT CMI CODER berfungsi:
a. Mengubah sinyal biner output 5B/6B DECODER menjadi sinyal CMI 139.264 Kbit/s untuk selanjutnya diteruskan ke perangkat Digital Multiplex 8TR644.
b. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Terjadi kecacatan sinyal output CMI 139.264 Kbit/s dengan menyalanya lampu LED alarm “CMI “ (LED ” “).
Sinyal alarm dikirimkan ke SAU dan SAU selanjutnya menginstruksikan CMI CODER untuk mengirim sinyal AIS 139.264 Kbit/s keperangkat Digital Multiplex.

UNIT AIS GENERATOR, berfungsi:
a. Membangkitkan sinyal clock 46.421.3 Khz yang dicatukan ke CMI DECODER.
b. Membangkitkan sinyal clock 139.264 Khz yang dicatukan ke CMI DECODER.
c. Memberikan indikasi alarm, apabila:
2 Terjadi ganguan pada unit AIS GENERATOR dengan menyalanya lampu LED alarm “139.264”.

UNIT POWER SUPLY, berfungsi:
a. Mengubah tegangan Primer –48 Volt DC menjadi tegangan catuan perangkat yang terdiri dari 8 volt, 7 volt, 5 volt dan –5,2 volt DC yang dilengkapi dengan Detector pada tegangan outputnya.
b. Memberikan inidikasi alarm, apabila:
3 Salah satu atau lebih tegangan Outputnya tidak ada, dengan menyalanya lampu LED alarm “ “. Dan mengirimkan sinyal alarm ke SAU.




SYSTEM ALARM UNIT (SAU), berfungsi:
a. Menerima sinyal-sinyal alarm dari masing-masing unit perangkat OLTE 8TR648 apabila terjadi gangguan, memproses sinyal-sinyal alarm tersebut untuk diteruskan keperangkat Supervisury dan menginstruksikan Unit CMI CODER dan 5B/6B CODER untuk mengirimkan sinyal AIS 139.264 Kbit/s.
b. Untuk menginstruksikan lokasi gangguan dengan memproses 10 (sepuluh) jenis alarm kedalam “ 8 Bit alarm word” dan mengirimkannya ke Fl-IC pada 5B/6B DECODER.
c. Membangkitkan tests sinyal “Fault Locating” atau “ Outside FL test sinyal” dan mengirimkan ke unit 5B/6B CODER berdasarkan instruksi Remote FL Test Command” yang diterima dari perangkat ANCILLARY 8TR680 atau secara manual dengan memindahkan U-Link dari X4 ke X3 yang ada pada bagian depan unit.
4.2.1 Perangkat Office Repeater 8TR684
1 Perangkat ini terdiri dari:
TRANSMIT UNIT, berfungsi:
a. Mengubah sinyal data elektris 167.117 KBd jadi sinyal optik 167.117 kbd.
b. Memodulasi sinyal FL 1.000 Bd yang diterima dari perangkat ANCILLARY FAULT LOCATING 8TR680 secara amplitodo Modulasi pada sinyal data 167.117 KBd (envelope “+”).
c. Memantau kondisi operasi Laser Dioda dan mengatur kestabilan output power Laser Dioda dengan menggunakan pilot frekuensi 7,8 KHz yang dimodulasikan secara AM pada sinyal data 167.177 KBd (envelope “-“).
d. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Power output LASER turun  1,5 dB dengan menyalanya lampu LED alarm “LASER”.
2 Arus bias (lb) LASER naik  50% dengan menyalanya lampu LED alarm “1 Bias”.
3 BER  10-6 dengan menyalanya lampu LED “EBER  10-6 “.
Ketiga sinyal alarm tersebut dikirim ke sistem Alarm Unit.
e. Memgirimkan FLEC (Fault Locating Emergency Carrier) 11,94 MHz sebagai pengganti sinyal data 167.177 Kbit/s, apabila sinyal data tersebur tidak diterima, sehingga proses pengiriman sinay FL 1.000 Bd, sinyal Optical Service Line Order Wire 32 Khz dan frekwemsi pilot 7,8 Khz tetap dapat dilaksanakan.
f. Mengirimkan sinyal Optical Service Line Equipment melalui proses super impose pada sinyal FL 1.000 Bd.

RECEIVE UNIT, berfungsi:
a. Mengubah sinyal optik 167.177 KBd menjadi sinyal elektrik 167.177 KBd.
b. Memperkuat dan meregenerasi sinyal elektrik 167.177 KBd.
c. Membanngkitkan sinyal clock 167.177 KBd yang mempunyai phase sama dengan sinyal data input dengan bantuan rangkaian PLL.
d. Mendeteksi sinyal FL 1.000 Bd.
e. Memberikan indikasi alarm, apabila:
1 Receive Unit tidak menerima sinyal input (misalnya: kabel optik putus, dsb) dan atau terjadi gangguan pada rangkaian PLL (Pembangkit Sinyal Clock 167.177 KHz) dengan menyalanya lampu LED alarm “REC”.
2 Receive Unit tidak menerima sinyal input (misalnya: kabel optik putus, dsb) dengan menyalanya lampu LED alarm “LIS”.
3 Kedua sinyal alarm tersebut dikirim ke Sistem Alarm Unit (SAU), sedangkan sinyal alarm “LIS” selain dikirim ke SAU.
4 FL-IC pada unit 5B/6B DECODER sebagai sinyal LIS-Go direction (LIS-G).
5 FL-IC pada unit TRANSMIT sebagai sinyal LIS Return Direction (LIS-R) yang membuat LASER Switch-Off (mati).
UNIT OFFICE REPEATER ALARM, berfungsi:

a. Mengumpulkan alarm yang diterima dari 3 (tiga) Repeater yang diawasi (pada lokasi tersebut), memproses dan meneruskan ke unit “Bay Alarm” dan FAULT LOCATING EQUIPMENT 8TR680.
b. Untuk menginformasikan lokasi gangguan dengan memproses alarm kedalam
“8 Bit Alarm Word” dan mengirimkannya ke FL-IC pada UNIT TRANSMIT.

4.3 Penggunaan OTDR ( Optical Time Domain Reflectormeter )
4.3.1 Tujuan
1 Mempermuda pengoperasian OTDR dalam pelaksanaan pengukuran serat optik.
2 Mempercepat penanggulangan gangguan.

4.3.2 Fungsi
OTDR merupakan alat ukur kabel serat optik yang paling vital dalam intalasi maupun pemeliharaan kabel serat optik , menggunakan prinsip backscattering cahaya yang diolah oleh prosesor OTDR sebagai nilai splice loss atau splice gain , dan berpungsi untuk menentukan :
1 Redaman total serat optik ( total Loss )
2 Panjang kabal serat optik
3 redaman persatuan panjang
4 jarak kerusakan / sambungan
5 redaman sambungan
4.3.3 Jenis OTDR
pada percobaan pengukuran di PT.TELKOM menggunakan OTDR jenis HP8147
4.3.4 PelaksanaanPengukuran
Pada penggunaan OTDR ini kami melakukan pengukuran antara
OLTE Medan Cetrum dengan OLTE SBB Tembung yang berjarak 10 Km dengan menggunakan referensi loss 1,5 dengan loss kabel Max 0,21 dB/Km dan Ave 0,19 dB/Km

Pada OTDR akan berpengaruh terhadap karakteristik kabel serat optik dan kecepatan pengukuran , karena karakteristik kabel serat optik yang ditampilkan OTDR merupakan pungsi jarak ( Km ) sumbu horizontal dan level ( dB ) sumbu vertical.
lebar pulsa yang besar resolusi tinggi digunakan untuk jarak jauh dan lebar pulsa yang kecil resolusi rendah digunakan untuk jarak pendek. dan untuk menghitung time delay (T) total sepanjang fiber optik (L) digunakan rumus : V = C/n
V : kecepatan cahaya didalam serat optik
C : kecepatan cahaya di ruang hampa udara ( 3.10² m/s )
n : indeks bias dari serat optik
Hasil Pengukuran yang diperoleh dari printout OTDR terdapat pada lampiran













4.4 Penyambungan Kabel Serat Optik
Ada dua model penyambungan kabel serat optik, yaitu :
a. Fusion Splicing ( Penyambungan inti lebur )
Ujung-ujung fiber dirapatkan dan disearahkan dengan bantuan penjepit ( Klem ). Proses penyambungan diamati lewat mikroskop binokular untuk memastikan
ujung-ujung fiber berhubungan sempurna. Kemudian kedua ujung fiber dipanaskan dengan obor mini atau busur listrik sehingga kedua ujung melebur menjadi satu. Proses akhir adalah dengan memberikan selongsong plastik pelindung sambungan. Teknik penyambungan yang terbaik memberikan rugi-rugi kurang dari 0.02 dB.

b. Mechanical Splicing.
Proses ini mengunakan selongsong gelas. Ujung-ujung fiber dimasukkan kedalam selongsong gelas dengan diberi semen penyesuai optis agar fiber tidak bergeser. Selanjutnya selongsong diberi tabung pelindung plastik. Model penyambungan yang terbaik memberikan rugi-rugi sebesar 0.2 dB.
Penyambungan kabel serat optik dapat dilihat pada flow chart
sebagai berikut :





Gambar 4.5.2 Flow Chart Penyambungan kabel
Serat Optik



BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Kerja Peraktek di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dapat disimpulkan :
1. Serat optik terdiri dari suatu core , cladding , dan coanting
2. Sumber cahaya yang biasa digunakan dalam serat optik adalah ILD dan LED.
3. Jenis serat optik ada tiga buah , yaitu step index multimode , graded index multimode , dan single index multimode
4. Serat Optik mempunyai frekwensi dan bandwidth yang tinggi , redaman yang rendah serta tidak terpengaruh interferensi gelombang elektromaknetik karena sinyal optik bekerja pada spektrum kuantum.
5. pada pengoperasian perangkat serat optik mempunyai beberapa pertimbangan :
- Pengukuran tiap kondisi kabel dan diharapkan mempunyai redaman yang lebih kecil.
- Proses penyambungan perlu diperhatikan untuk mendapatkan loss yang lebih kecil.
- Perhitungan baik dari segi spesifikasi maupun kondisi di lapangan
- pengukuran perangkat – perangkat serat optik
6. Dalam proses perhitungan baik dari segi spesifikasi kabel dan peralatan mempunyai perbedaan tipis dengan hasil pengukuran misalnya jarak dan penggunaan konektor.


5.2 Saran
Dari kerja peraktek ini dapat disarankan sebagai berikut
1. Dalam pengoperasian perangkat perlu dicermati kualitas perangkat yang digunakan agar sesuai standar yang ditentukan
2. Agar PT.TELKOM lebih meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan menambah kapasitas jalur telepon terutama didesa – desa yang terpencil.
3. Diharapkan kerja sama yang telah terjalin baik antara PT. Telekomunikasi Indonesia ,Tbk dan Sekolah menengah kejuruan teknik putra anda dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.





























DAFTAR PUSTAKA




1. Buku “Sistem Komunikasi Serat Optik ”
Over view SKSO Telekomunikasi Indonesia Tbk

2. Buku “ Materi Perencanaan Transmisi Optik ”
Divlat Telekomunikasi Indonesia Tbk.

3. Situs “ http://www. GOGLE . com “ InterNet Multimedia

4. Situs “http://www.yahoo . com InterNet Multimedia

Tidak ada komentar: