Kamis, Agustus 14, 2008

cium nikmat


Seks dimulai dari bibir.
Begitulah seharusnya. Karena, di saat tak bergairah pun, sentuhan di wilayah ini akan menjadi pemicu berahi dan melecut syaraf untuk meminta tindakan yang lebih “jauh”.

Menurut Barbara Keesling, penulis Getting Close: A Cintar’s Guide to Embracing Fantasy and Heightening Sexual Connection, ciuman itu seperti strum listrik yang langsung memberikan kejutan pada seluruh saraf tubuh sehingga menimbulkan gejolak yang luar biasa. Salah satu stimulus yang paling tradisional adalah berciuman. Meskipun dilakukan tanpa antusiasme dari awal, rangsangan pada saraf bibir akan segera membangkitkan gairah. Apalagi bila Anda melakukan beberapa tips berciuman berikut ini;

Mendesahlah.
Saat Anda tak terlalu bergairah, ciuman yang diiringi dengan desahan akan membuat Anda dan si dia santai dan tak terburu-buru. Sambil mendekatkan wajah Anda padanya, sentuhlah bibirnya dengan lembut dan mendesahlah dengan pelan. Supaya lebih menggoda lakukan gerakan rotasi atau memutar. Caranya, gerakkan kepala Anda ke kiri, ke kanan, ke atas dan bawah.

Rasakanlah, apakah bibir Anda dan pasangan sudah menghangat. Keluarkan jurus yang lebih seru, godalah bibir pasangan dengan menggelitik bibirnya menggunakan ujung lidah. Sentuhlah area bibir tengah si dia lalu berpindahlah pada titik-titik lain. Teruslah mendesah hingga udara yang keluar saat Anda mendesah bisa melembabkan bibirnya dan membawanya pada kenikmatan yang lebih sempurna.

Sentuh dan cubit.
William Cane, penulis buku The Art of Kissing, menyebutkan sentuhan jari dapat menimbulkan sensasi yang lebih hebat dari sekadar ciuman biasa. Itu artinya Anda perlu merangsang bibir pasangan dengan jari tangan. Caranya, sentuhlah bibir pasangan dengan jari-jemari Anda. Mainkan bibirnya lalu cubit sedikit bagian tengah bibirnya. Saat si dia terkejut, tarik tubuhnya, terus penuhi bibirnya dengan ciuman yang bertubi-tubi, isap!. Selanjutnya biarkan si dia mengambil alih kendali. Bukalah bibir Anda dan biarkan pasangan menunjukkan kemampuannya menstimulasi bibir Anda.

Saat Anda berdua mulai tergoda untuk melanjutkan pada kemesraan yang lebih dalam, hentikan ciuman dengan menutup bibir pasangan dengan jari-jemari Anda. Kemudian, bisikkan segala angan-angan yang ada dalam benak Anda. Jangan malu untuk mengungkapkan fantasi Anda pada pasangan.

Napas memburu.
Setelah menutup bibir pasangan dengan jari-jemari Anda, lakukan gerakan refleks dengan menutup seluruh bibir pasangan dengan bibir Anda. Usahakan tak ada celah yang memungkinkan udara keluar dari mulutnya. Kemudian, bukalah mulut Anda dan hirup napas dalam-dalam dari mulutnya. Lakukan secara bergantian. Sensasi yang akan Anda berdua rasakan adalah tarikan napas terengah. Kemungkinan, gaya ini sedikit mengagetkan pasangan. Bila pasangan tampak belum siap, cobalah untuk berlatih terlebih dulu. Kecuali, jika Anda ingin menjadikan gaya ini sebagai sebuah kejutan. Lihat reaksinya. Bila si dia tampak menyukainya, lakukan lagi. Sebaliknya bila pasangan tampak tak siap, jangan memaksa.

Pagutan kecil.
Bibir Anda mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk menimbulkan gairah pasangan. Jadi gunakan senjata ini sebaik mungkin. Selain ciuman, Anda bisa menggigit di area sensitifnya. Lakukan gigitan-gigitan kecil, di bagian tubuhnya. Mulailah di bagian tubuh sensitif paling atas yaitu cuping telinga, kemudian perlahan menuju ke leher, dada, lengan, perut, dan pahanya. Lakukan gigitan dengan gigi depan.

Dengan gigitan kecil ini dijamin gairah akan meningkat. Pada saat itu hormon endorfin yang muncul akan mengunci saraf penerima rasa sakit sehingga gigitan Anda tak terasa menyakitkan. Sebaliknya menjadi sebuah kenikmatan yang luar biasa. Bahkan, pada saat itu menurut William Cane banyak suami atau istri yang baru menyadari bahwa gigitan pasangannya menimbulkan rasa sakit atau luka saat hubungan intim selesai.

Sensasi panas-dingin.
Panas dan dingin dua rasa yang berseberangan, tapi dalam sebuah gaya ciuman bisa dipadukan. Sensasi yang dihasilkan luar biasa. Ingin tahu caranya? Mula-mula siapkan minuman hangat, bisa teh, kopi, atau susu. Sediakan pula minuman dingin seperti es krim atau es batu.

Untuk ciuman awal minumlah minuman hangat agar bibir Anda terasa sedikit hangat. Segera setelah itu dengan bibir hangat Anda cium bibir pasangan. Sebelum pasangan bernapas, segera penuhi mulut Anda dengan minuman dingin atau es, lalu cium kembali bibir pasangan. Rasa dan suhu yang bervariasi ini dapat membangkitkan dua sensasi yang berbeda dalam sebuah ciuman sekaligus.

Menjeritlah!
Suara erangan Anda ternyata dapat membangkitkan semangat pasangan. Jeritan atau erangan yang ke luar dari mulut Anda menimbulkan getaran khusus. Bila getaran ini menyentuh kulit pasangan akan menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Tempelkan mulut Anda pada ujung rahangnya, lalu mulai geser mulut Anda perlahan mengikuti garis rahangnya hingga mencapai ujung rahang sisi lain. Mulailah mengerang atau menjerit yang akan menimbulkan getaran ke seluruh tubuh pasangan. Saat mengerang, tak ada salahnya Anda mengungkapkan kekaguman pada pasangan. Anda boleh mengerang keras diselingi jeritan kecil yang menggoda, atau tertawa-basah-desah

cipokan




Ciuman Khas Jawa Barat

CILEUNGSI = CIuman LEngket UNtuk jaGa gengSI
CIAWI = CIuman
manusiAWI
CIBULAN = CIumannya BUtuh LANjutan
CIPANAS = CIuman PAling
gaNAS
CISADANE = CIuman SAyang DAri aNE
CITARIK = CIuman TArik menaRIK
CIAMPELAS = CIuman AMpe PErut muLAS
CIBUBUR = CIuman BUru-BURu
CISALAK = CIuman SAya gaLAK
CIAMIS = CIuman bAu aMIS
CIKINI = CIuman
laKI biNI
CIBITUNG = CIuman BIkin unTUNG
CIKUPA = CIuman KUrang PAs
CICADAS = CIuman CumA Dada aTAS
CIPARAY = CIuman Pakaian teruRay
CIMAHI = CIum MAh di daHI
CIBINONG= CIuman BIbir moNyONG
CIBIRU=
CIuman BIni baRU
CIPULIR= CIuman PUntir meLintIR
CIKASO= CIuman KAgak
SOpan
CICENDO= CIuman CEwek iNDO
CIKIJANG= CIuman laKI-laki buJANG
CIBEUNYING= CIuman BErbUnYi nyarING
CIKONDANG= CIuman di balKON sambil
berdenDANG
CILACAP = MAAF, Anda sudah memasuki wilayah JAWA
TENGAH

rangsangan


Ada empat fase yang mesti dilewati wanita untuk ‘menikmati’ rangsangan seksual. Agar tak bingung, kami `tuntun’ Anda untuk mengikuti tahap demi tahap fase reaksi seksual tersebut, beserta tandanya sekaligus sarannya buat Anda:

Fase 1, Bangkitnya hasrat
Reaksi fisik: Denyut jantung meningkat, puting payudara menegang, payudara membesar dan vagina mengeluarkan cairan. Cairan vagina inilah yang nantinya mempermudah terjadinya penetrasi penis. Bagi wanita, bangkitnya gairah seksual bukan cuma terpusat pada vagina saja, tapi hampir pada seluruh tubuh.
Saran: Walaupun si wanita sudah menggebu-gebu, tetap saja ia masih memerlukan rangsangan sampai cairan ‘pelumas’ vagina benar-benar keluar. Itulah sebabnya pada fase ini, wanita masih membutuhkan kata-kata manis dan belaian mesra dari pasangannya. Sayangnya, inilah yang kurang disadari si pria.

Fase 2, Vagina siap melakukan penetrasi
Reaksi fisik: Payudara semakin membesar, otot-otot tubuh semakin menegang, napas menjadi berat dan memburu, denyut jantungpun semakin cepat. Jangan khawatir, pada fase ini wanita sudah benar-benar siap menerima ‘kehadiran’ penis di dalam tubuhnya karena cairan vagina telah keluar membasahi liang vagina.
Saran: Biarkan pasangan Anda melakukan sentuhan fisik di daerah sekitar vagina dengan jari, agar Anda bisa lebih cepat mencapai orgasme.

Fase 3, Orgasme!
Reaksi fisik: Inilah fase yang paling ditunggu-tunggu ke dua belah pihak, nafas bisa mencapai 40 kali per menit, denyut jantung sekitar 100-180 per menit. Orgasme wanita sama seperti orgasme pria yang ditandai dengan gerakan mengejang dan menyentak pada otot paha dan pinggul, tanpa ada ejakulasi (karena wanita tidak berejakulasi). Sensasi akan dirasakan si wanita ketika otot-otot rahim dan vagina berkontraksi.
Saran: Bila ingin merasakan sensasi yang lebih mantap lagi, biarkan penis Anda tahan dalam-dalam di vagina saat sedang orgasme.

Fase 4, Pemulihan dan istirahat
Reaksi fisik: Otot payudara dan kelamin mengendur, napas berat berhenti dengan cepat dan tubuh berkeringat. Selesai orgasme, otot-otot yang mengejang kendur kembali diikuti dengan rasa puas dan pelan-pelan mulai mengantuk. Pada awal fase pemulihan ini klitoris menjadi sangat sensitif dan timbul perasaan kurang nyaman pada vagina. Barulah setelah 5-10 menit kemudian vagina mengeluarkan cairan sehingga rasa kurang nyaman tadi berangsur-angsur hilang.
Saran: Pada tahap pemulihan ini setiap pasangan dianjurkan untuk beristirahat bersama-sama, karena rangsangan seksual yang berulang-ulang hanya akan mengakibatkan kelelahan fisik dan pikiran. Jadi, tunggu beberapa saat sampai vagina kembali merasa siap merasakan rangsangan kembali.

ciuman


Untuk lebih mengetahui dan memahami makna ciuman yang diberikan orang terkasih Anda, tidak ada salahnya kita menyimak variasi ciuman berikut. Siapa tahu dengan mengetahui variasi ciuman yang diberikan, Anda mengetahui bentuk kasih sayang yang diberikan pasangan Anda…….


Butterfly Kiss: Mencium bagian tubuh si dia dengan mengedip-ngedipkan bulu mata hingga pasangan terasa geli. Ciuman ini bisa diberikan di pipi, ujung bibir, dahi atau perut.

Cheek Kiss: Biasanya ciuman ini diberikan pada saat kencan pertama sebagai tanda “aku suka padamu”. Ciuman pipi ini bisa semakin mesra jika Anda tahu caranya, letakkan tangan Anda di pundaknya lalu sebelum mencium usap dulu pipinya dengan bibir Anda, lakukan dengan penuh kelembutan.

Eskimo Kiss: Ciuman dengan cara saling menggosokkan hidung Anda dengan pasangan. Biar lebih seru dan seperti di Eskimo, lakukan di depan kulkas yang terbuka!

Eyelid Kiss: Sementara pasangan Anda sedang tidur, ciumlah kelopak matanya yang tertutup dengan sangat perlahan dan mesra. Ciuman yang sederhana tetapi bisa berarti sangat mendalam bagi si dia…

Freeze Kiss: Ciuman yang dilakukan setelah bibir ditempeli es batu. Dingin tapi menyenangkan! Ada cara lain yang tak kalah serunya, Anda dan pasangan berciuman sambil memainkan es batu dengan lidah di dalam mulut.

Earlobe Kiss: Ciumlah pasangan Anda tepat di telinganya, tapi jangan bersuara ! Cukup dengan hembusan nafas saja karena suara Anda akan membuatnya terperanjat.

The Whipped Cream Kiss: Merupakan jenis ciuman yang menggairahkan dan penuh nafsu. Celupkan jari Anda ke dalam whipped cream, lalu jilat jari Anda secara perlahan-lahan. Selanjutnya Anda dan pasangan saling berpelukan dan berciuman, ciuman yang manis karena di mulut Anda masih
tersisa citarasa whipped cream.

Foot Kiss: Ciuman romantis yang penuh `isyarat`. Mungkin pasangan Anda akan sedikit geli, jadi buatlah si dia merasa lebih rileks dan menikmati setiap ciuman Anda. Caranya, pijat-pijat dulu kakinya sembari dielus lalu mulailah aksi ciuman Anda dari bawah ke atas.

Quickie Kiss: Ciuman singkat yang dapat Anda berikan di saat Anda benar-benar sibuk. Kecup hidungnya lalu kecup bibirnya. Ciuman ini hanya membutuhkan waktu 2’ detik!

Forehead Kiss: Disebut ciuman ibu karena ciuman ini bersifat menenangkan bagi siapa saja. Tak ada ciuman di dahi yang dapat membangkitkan nafsu.

French Kiss: Bisa juga disebut The English Kiss atau Soul Kiss, gaya ciuman yang membutuhkan keahlian Anda dan pasangan memainkan lidah.

Fruit Kiss: Ciuman yang menggunakan potongan buah (anggur, stroberi, atau potongan apel). Caranya: Letakkan buah di antara mulut Anda lalu dekatkan mulut Anda padanya. Gigit buah setengahnya sampai bibir Anda dan pasangan saling menempel, lalu silahkan berciuman dengan bergairah.

Hand Kiss: Mencium punggung tangan pasangan dengan mesra lalu merambat ke bagian atas.

Lick Kiss: Sebelum ciuman berlangsung, mainkan lidah Anda pada bibir pasangan. Jika suasana makin “‘memanas”’ barulah lidah Anda masuk ke dalam mulutnya. Wow!

Talking Kiss: Sesekali saat berciuman tak ada salahnya Anda mengucapkan I love you di dalam mulutnya. Hmm…suasana berciuman semakin terasa romantis.

Nip Kiss: Ciuman yang erotis dan penuh sensasi. Saat berciuman, sesekali gigitlah bibirnya. Lakukan dengan benar dan jangan membuatnya menjerit kesakitan.

Sip Kiss: Sebelum mencium si dia, teguk sedikit minuman favorit Anda. Lalu tumpahkan di dalam mulutnya. Selanjutnya lumat bibirnya dengan perlahan dan biarkan si dia menikmati ciuman Anda.

The Buzzing Kiss: Ciumlah belakang telingannya dengan perlahan lalu dengan suara geraman dan dengungan mesra menuju ke lehernya. Gigit-gigit lehernya dengan perlahan sampai Anda menemukan mulutnya.

Vacuum Kiss: Ciuman yang dilakukan sambil meniup mulut pasangan sampai pipi mengembang. Lalu kempiskan sehingga ada angin bertiup bolak-balik dari mulut Anda ke mulut pasangan. Tapi hati-hati masuk angin!

Tongue Sucking: Merupakan variasi dari French Kiss, ketika Anda dan pasangan saling memainkan lidah, sesekali hisaplah lidahnya. Pasti si dia akan merasa lebih seksi

perawan nyamy

Cinta pertama tak pernah mati, apalagi bila cinta itu tumbuh saat masa kanak-kanak atau remaja. Kesederhanaan kala itu justru menjadikan pengalaman masa lalu terpatri erat di dalam sanubari sebagai kenangan indah yang tak terlupakan. Kisah nyata ini kualami dengan seorang gadis yang kukenal dan teman bermain sejak kecil, kisah pacaranku dengan Ayu, seorang gadis yang sangat istimewa bagiku.Kisah ini terjadi di awal tahun sembilan puluhan. Saat masih kanak-kanak, kami bermain seperti halnya anak-anak pada umumnya.

“Hoom-pim-pah ..”"Agus jaga..”. Ia menutup mata di bawah pohon kersen. Kami, anak-anak yang lain, lari mencari tempat persembunyian. Aku lari ke warung Ma’ Ati yang sudah tutup. Ayu lari mengikutiku. .Aku merangkak masuk di bawah meja warung itu, Ayu mengikutiku dari belakang dan jongkok di sebelahku. Ayu dan aku mengintip lewat celah kecil di gedek di bawah meja yang sempit itu mencari kesempatan untuk lari keluar. Entah mengapa, aku selalu merasa senang kalau berada dekatnya. Waktu itu rasanya tidak ingin aku keluar dari tempat persembunyianku. Apakah ini yang namanya “cinta anak-anak”? Aku tak tahu. Yang aku tahu Ayu memang cantik. Aku juga sadar kalau aku juga ganteng (teman-temanku bilang begitu).
Hingga kalau kami main pangeran-pangeranan, rasanya cocok kalau aku jadi pangeran, Ayu jadi puteri. Juga dalam permainan lain Ayu cuma mau ikut dalam kelompokku. Teman-temanku sering memasang-masangkan aku dengan dia.Masa kecil kami memang menyenangkan. Sampai tiba saatnya aku harus berpisah dengan teman-temanku karena harus mengikuti ayahku yang ditugaskan di kota lain. Waktu itu aku masih duduk di kelas empat SD. Sejak itu aku tak pernah dengar kabar apa-apa dari teman-temanku itu, termasuk Ayu.Dua belas tahun kemudian.Aku menghadiri sebuah pesta pengantin. Lagu The Wedding mengalun mengiringi para tamu yang asyik menikmati hidangan prasmanan. Gadis-gadis tampak cantik dengan dandanan dan gaun pesta mereka. Sampai Oom Andi, salah seorang pamanku menepuk pundakku.”Eh Rik, apa kabar?”"Oh, baik saja oom.”"Akan kupertemukan kau dengan seseorang, ayo ikut aku.”Aku mengikuti oom-ku itu menuju ke seorang gadis yang sedang asyik menikmati ice creamnya.
Gadis itu mengenakan gaun pesta berwarna kuning dengan bahu terbuka, cantik sekali dia. Begitu aku melihat dia, aku segera teringat pada seseorang.”Apakah, apakah dia ..?”"Benar Rik, dia Ayu.”"Ayu, ini kuperkenalkan pada temanmu.”Gadis itu tampak agak terperanjat, tetapi sekalipun terlihat ragu-ragu, tampaknya ia pun mengenaliku.”Ini Riki, tentu kamu kenal dia,” kata oomku.Kami bersalaman.”Wah, sudah gede sekali kamu Ayu.”"Memangnya suruh kecil terus, memangnya kamu sendiri bagaimana?” katanya sambil tertawa.Tertawanya dan lesung pipinya itu langsung mengingatkanku pada tertawanya ketika ia kecil. Aku benar-benar terpesona melihat Ayu, aku ingat Ayu kecil memang cantik, tetapi yang ini memang luar biasa. Apakah karena dandanannya? Ah, tidak, sekalipun tidak berdandan aku pasti juga terpesona. Gaun pestanya yang kuning itu memang tidak mewah, tetapi serasi sekali dengan tubuhnya yang semampai. Bahunya terbuka, buah dadanya yang putih menyembul sedikit di atas gaunnya itu membedakannya dengan Ayu kecil yang pernah kukenal.”Sudah sana ngobrol-ngobrol tentu banyak yang diceritain,” kata oomku seraya meninggalkan kami.”Tuh ada kursi kosong di situ, yuk duduk di situ,” kataku.Kamipun berjalan menuju ke kursi itu.”Bagaimana Ayu, kamu sekarang di mana?”"Aku sekarang tinggal di Semarang, kamu sendiri di mana?”"Aku kuliah di Bandung, kamu bagaimana?”Ia terdiam, menyendok ice creamnya lalu melumat dan menelannya, perlahan ia berkata, “Aku tidak seberuntung kamu Rik, aku sudah bekerja. Aku hanya sampai SMA. Yah keadaan memang mengharuskan aku begitu.”"Bekerja juga baik Ayu, tiap orang kan punya jalan hidup sendiri-sendiri. Justru perjuangan hidup membuat orang lebih dewasa.”Kira-kira satu jam kami saling menceritakan pengalaman kami. Waktu itu umurku 22, dia juga (sejak kecil aku sudah tahu umurnya sama dengan umurku). Perasaan yang pernah tumbuh di sanubariku semasa kecil tampaknya mulai bersemi kembali. Rasanya tak bosan-bosan aku memandang wajahnya yang ayu itu. Apakah cinta anak-anak itu mulai digantikan dengan cinta dewasa? Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu apakah ia merasakan hal yang sama. Yang pasti aku merasa simpati padanya. Malam itu sebelum berpisah aku minta alamatnya dan kuberikan alamatku.Sekembali ke Bandung kusurati dia, dan dia membalasnya. Tak pernah terlambat dia membalas suratku. Hubungan kami makin akrab.
Suatu ketika ia menyuratiku akan berkunjung ke Bandung mengantar ibunya untuk suatu urusan dagang. Memang setelah ayahnya pensiun, ibunya melakukan dagang kecil-kecilan. Aku senang sekali atas kedatangan mereka. Kucarikan sebuah hotel yang tak jauh dari rumah indekosku. Hotel itu sederhana tetapi cukup bersih.Pagi hari aku menjemput mereka di stasiun kereta api dan mengantarnya ke hotel mereka. Sore hari, selesai kuliah, aku ke hotelnya. Kami makan malam menikmati sate yang dijual di pekarangan hotel. Pada malam hari kuajak Ayu berjalan-jalan menikmati udara dingin kotaku. Entah bagaimana mulainya, tahu-tahu kami mulai bergandengan tangan, bahkan kadang-kadang kulingkarkan tanganku di bahunya yang tertutup oleh jaket. Kami berjalan menempuh jarak beberapa kilometer, jarak yang dengan Vespaku saja tidak terbilang dekat. Tetapi anehnya kami merasakan jarak itu dekat sekali. Sekembali di hotel kami masih melanjutkan pecakapan di serambi hotel sampai lewat tengah malam, sementara ibu Ayu sudah mengarungi alam mimpi. Besok sorenya aku ke hotel untuk mengantarkan mereka ke stasiun untuk kembali ke kota mereka. Ketika aku tiba di hotel, ibu Ayu sedang mandi, Ayu sedang mengemasi barang-barang bawaannya. Aku duduk di kursi di kamar itu. Tiba-tiba terbersit di pikiranku untuk memberikan selamat jalan yang sangat pribadi bagi dia. Dengan berdebar aku bangkit dari tempat dudukku berjalan dan berdiri di belakangnya, perlahan kupegang kedua bahunya dari belakang, kubalikkan tubuhnya hingga menghadapku.”Ayu, bolehkah ..?”Ia tampak gugup, ia menghindar ketika wajahku mendekati wajahnya. Ia kembali membelakangiku.”Sorry Ayu, bukan maksudku ..”Ia diam saja, masih tampak kegugupannya, ia melanjutkan mengemasi barang-barangnya. Terdengar bunyi pintu kamar mandi terbuka, ibu Ayu keluar.Di stasiun, sebelum masuk ke kereta kusalami ibunya.
Ketika aku menyalami Ayu aku berbisik, “Ayu, sorry ya dengan yang tadi.”Dia hanya tersenyum. Manis sekali senyumnya itu.”Terimakasih Rik atas waktumu menemani kami.”Hubungan surat-menyurat kami menjadi makin akrab hingga mencapai tahap serius. Aku sering membuka suratku dengan “Ayuku tersayang”. Kadang-kadang kukirimi dia humor atau kata-kata yang nakal. Dia juga berani membalasnya dengan nakal. Pernah dia menulis begini, “Sekarang di sini udaranya sangat panas Rik, sampai kalau tidur aku cuma pakai celana saja. Tanaman-tanaman perlu disirami (aku juga).”Membaca surat itu aku tergetar. Kubayangkan ia dalam keadaan seperti yang diceritakannya itu. Kukhayalkan aku berada di dekatnya dan melakukan adegan-adegan romantis dengannya. Aku merasakan ada tetesan keluar dari diriku akibat khayalan itu. Kuoleskan tetesan itu di kertas surat yang kugunakan untuk membalas suratnya. (Barangkali ada aroma, atau entah apa saja, yang membuat ia merasakan apa yang kurasakan waktu itu. Tetapi aku tak pernah cerita pada dia tentang ini.)Sampai tiba liburan semester, aku mengunjungi dia. Aku tinggal di rumahnya selama empat malam. Inilah pengalamanku selama empat malam itu.Aku tiba pagi hari. Setelah makan pagi, aku dan dia duduk-duduk di kamar makan. Aku melihat Ayu mengenakan cincin imitasi dengan batu berwarna merah muda di jari manisnya.”Bagus cincinmu itu. Boleh kulihat?”Kutarik tangannya mendekat, tetapi aku segera lupa akan cincin itu. Ketika lengannya kugenggam, serasa ada yang mengalir dari tangannya ke tanganku. Jantungku berdebar. Tak kulepas genggamanku, kubawa telapak tanganku ke telapak tangannya. Kumasukkan jari-jariku di sela jari-jarinya. Jari-jarinya yang halus, putih dan lentik berada di antara jari-jariku yang lebih besar dan gelap. Kugenggam dia, dia juga menggenggam. Kuremas-remas jari-jari itu. Dia membiarkannya. Kami berpandangan dengan penuh arti sebelum ia bangkit dengan tersipu-sipu,”Aku bereskan meja dulu.”Ia pun membereskan meja makan dan mencuci piring. Setelah itu ia berkemas-kemas untuk pergi bekerja. Siang itu aku tidak kemana-nama, aku beristirahat sambil membaca buku-buku novel yang kubawa.Sore harinya aku, Ayu dan adiknya menonton film di bioskop. Aku ingat ketika nonton itu aku sempat remas-remasan tangan dengan dia. Setelah pulang nonton kami duduk-duduk di ruang tamu. Saat itu sekitar pukul sembilan. Kami hanya ngobrol-ngobrol biasa karena orang-orang di rumah itu masih belum tidur. Ayu membuat secangkir kopi untukku. Sekitar pukul sepuluh rumah mulai sepi, orang tua dan adik
Ayu sudah masuk ke kamar tidur masing-masing. Hanya tinggal aku dan Ayu di ruang tamu. Ia duduk di sofa di sebelah kananku.Dari obrolan biasa aku mulai berani. Kulingkarkan tanganku dibahunya. Ayu diam saja dan menunduk. Dengan tangan kiriku kutengadahkan wajahnya, kudekatkan kepalaku ke wajahnya, kutarik dia. Berbeda dengan di hotel waktu itu, ia memejamkan matanya membiarkan bibirku menyentuh bibirnya. Kukecup bibirnya. Cuma sebentar. Hening, segala macam pikiran berkecamuk di kepalaku (kukira juga di kepalanya). Aku merasa jantungku berdegup.Pelan-pelan tangan kananku kulepas dari bahunya, menyusup di antara lengan dan tubuhnya, dan kutaruh jari-jariku di dadanya. Ia membiarkan dadanya kusentuh. Aku melangkah lagi, jari-jariku kuusap-usapkan di situ. Ia membolehkan bahkan menyandarkan badannya di dadaku. Aku mencium semerbak bau rambutnya. Aku pun tidak ragu lagi, kuremas-remas payudaranya. Ia tetap diam dan tampaknya ia menikmatinya.Setelah beberapa saat ia menggeser badannya sedikit lalu, seolah tak sengaja, ia menaruh tangannya di pangkuanku, tepat di atas kancing celanaku. Aku tanggap isyarat ini. Kubuka ruitsluiting celanaku, kutarik tangannya masuk ke sela yang sudah terbuka itu. Ia menurut dan ia menyentuh penisku, jari-jarinya yang tadi pasif sekarang mulai aktif. Walaupun masih terhalang oleh celana dalam, ia mengusap-usap di situ. Aku melangkah lebih jauh lagi, tanganku yang berada di dadanya sekarang memasuki dasternya, menyusup di sela-sela BH-nya dan kuremas-remas payudaranya langsung. Payudaranya memang tidak terlalu besar tetapi cukup kenyal dalam remasanku. Dia tak mau kalah, tangannya menyusup masuk ke celana dalamku dan langsung menyentuh penisku lalu mengenggamnya. Bergetar hatiku, baru kali itu penisku disentuh seorang gadis, gairahku melonjak. Dua kali ia menggerakkan genggamannya ke atas ke bawah dan aku tak tahan .. menyemburlah cairanku membasahi jari-jarinya dan celana dalamku. Aku mengeluh dan menyandarkan diriku ke sofa. Ia melepaskan tangannya dari celanaku dan melihat tangannya yang basah.”Kental ya Rik,” bisiknya.”Ayu, terlalu cepat ya, ini pengalamanku pertama,” kataku kecewa.”Aku tahu Rik,” ia memahami.”Kamu ganti dulu, besok aku cuci yang itu,” lanjutnya.Ia bangkit ke kamar mandi untuk mencuci tangannya. Aku masuk ke kamar mengganti celana dalamku. Ketika keluar Ayu sudah berada kembali di situ. Kami ngobrol-ngobrol sebentar lalu kami pergi tidur. Aku masuk ke kamarku dan Ayu masuk ke dalam, ke kamarnya.Malam kedua. Seperti halnya malam pertama, setelah suasana sepi kami memulai dengan berciuman. Kalau kemarin hanya kecup bibir sebentar, kali ini aku mencoba lebih. Mula-mula kukecup bibir bawahnya, lalu bibir atasnya, lalu lidahku masuk. Lidahku dan lidahnya bercanda. Aku mengecap rasa manis dan segar di mulutnya, kurasa ia makan pastiles atau permen pedas sebelumnya. Lalu kami main remas-remasan lagi. Kali itu dia tidak memakai BH hingga lebih mudah bagiku meremas-remas payudaranya. Seperti kemarin tangannya pun meraba-raba penisku. Aku sudah khawatir kalau aku akan cepat keluar seperti kemarin, tetapi rupanya tidak. Aku juga ingin melakukan seperti yang dia lakukan. Tanganku menuju ke bawah, kusingkapkan dasternya, tetapi ketika tanganku menuju ke celananya ia menepisnya. Rupanya ia belum mau sejauh itu. Malam itu kami cuma main remas-remasan saja. Kuremas-remas payudaranya, dan dia membelai-belai penisku sementara bibir kami berkecupan. Akhirnya aku tak tahan juga hingga cairanku menyemprot keluar membasahi tangannya, sama seperti kemarin. Tetapi aku lebih senang karena kami bisa bermain-main lebih lama. Aku merasa ada kemajuan, aku lebih percaya diri.Malam ketiga. Seperti malam-malam sebelumnya, kami mulai dengan saling berciuman di sofa. Ketika baru mulai babak remas-remasan aku ingat bahwa aku membawa sebuah buku seksologi. Kuambil buku itu dan kutunjukkan pada Ayu. Kubuka pada halaman yang ada gambar alat genital pria. Kujelaskan padanya cara bekerjanya alat itu. Dia mendengarkannya dengan perhatian. Seolah guru biologi aku menunjukkan contohnya, kubuka ruitsluiting celanaku. Kuturunkan celana dalamku hingga penisku menyembul keluar dan kupertontonkan pada Ayu. penisku memang beda dengan yang di gambar, kalau yang di gambar itu lunglai, penisku berdiri tegak. Ayu memperhatikan penisku itu.”Itu lubangnya ada dua ya?” tanyanya, “Satu untuk kencing, satu lagi untuk ngeluarin?”"Ah, engga. Cuma ada satu,” kataku sambil tertawa.Kubuka lubang kecil itu agak lebar untuk menunjukkan bahwa lubangnya memang cuma satu. Ujung itu merah mengkilat basah oleh cairan bening. Kubawa telunjuknya mengusapnya dan ia membiarkan jarinya basah. Kemudian jari-jari lentik itu menyusuri urat-urat di situ dari atas ke bawah.”Rupanya jelek, tapi kok bisa bikin enak ya,” katanya sambil tertawa.”Eh, tahunya kalau enak. Memang sudah pernah mencoba?” sahutku.”Katanya sih,” sahutnya sambil tertawa.Jemarinya pun memain-mainkan penisku.”Kalau ini isinya apa?” Candanya sambil memain-mainkan kantung bolaku.”Biji salak kali,” jawabku sambil tertawa. Ia juga tertawa.Lalu tangannya menggenggam penisku dan menggosok-gosoknya.”Jangan keras-keras Ayu. Nanti keluar,” bisikku. Diapun menurut, dia masih menggenggam tetapi tidak menggosok hanya mengusap-usap perlahan.”Boleh aku lihat punyamu?” tanyaku.”Jangan ah,” jawabnya.”Sebentar saja,” kataku.Ia pun menurut. Ia membiarkan tanganku menyingkap dasternya dan menurunkan celana dalamnya hingga ke lutut. Aku menelan ludah, baru kali itu aku melihat alat kelamin wanita, sebelumnya aku melihatnya cuma di gambar-gambar. Tanganku pun menuju ke situ. Kuusap-usap rambutnya lalu jariku membuka celah di situ dan kulihat basah di dalamnya.”Kok basah kuyup begini.”"Tadi kamu juga.”Kutengok penisku, sudah kering memang, karena diusap oleh Ayu, tetapi aku melihat di ujungnya mulai membasah lagi. Aku ingat ketika membaca buku seksologiku ada bagian yang namanya “labia majora”, ada “labia minora”, ada “clitoris.” Aku mencoba mencari tahu yang mana itu. Aku mencoba membuka celahnya lebih lebar tetapi ia menepis tanganku.”Sudah ah, malu,” katanya.Ia kembali menaikkan celana dalamnya.”Kamu curang Ayu. penisku sudah kamu lihat dari tadi,” kataku bercanda.”Kan katamu cuma lihat sebentar.”Susasana hening. Kupeluk dia. Kembali kami berciuman. Tangannya kembali mengusap-usap penisku. Tanganku juga menyusup ke celana dalamnya (dasternya masih menyingkap). Dia tidak menolak. Kuusap-usap rambut di balik celana dalam itu dan jari-jariku pun menggelitik di situ. Aku merasakan basahnya. Kurebahkan dia di sofa, kutarik celana dalamnya. Tapi Ayu menolak tanganku dan berbisik,”Di kamar saja Rik.”Aku sadar, di situ bukan tempat yang tepat.”Kamu masuk duluan,” katanya.Akupun masuk ke kamarku melepaskan seluruh pakaianku lalu aku merebahkan diri menunggu Ayu. Setelah beberapa menit Ayu masuk membawa handuk kecil lalu mengunci pintu. Ia menghempaskan diri di sisiku. Aku segera tahu bahwa dia tidak mengenakan celana dalam lagi. Segera kulepas dasternya. Tak ada apa-apa lagi yang menutupi kami. Tanpa basa-basi lagi kami segera berpelukan dan berkecupan dengan ganas. Tangan-tangan kami saling meraih, menyentuh, meremas apa saja untuk bisa saling menggairahkan. Kugigit putingnya. Ia menggelinjang. Ia bangkit dan membalas dengan mengulum penisku. Ganti aku yang menggelinjang. Kami melakukan itu mungkin sepuluh menit. Gairah tak tertahankan lagi.”Rik, masukkan saja..,” bisiknya memohon.Ayu merebahkan dirinya telentang. Aku mengambil posisi di atasnya. Kedua pahanya membuka lebar menampung tubuhku, lalu kedua kakinya, seperti juga kedua tangannya, melingkari tubuhku. Ujung penisku mencari-cari lubang punyanya. Setelah ketemu aku dorong sedikit. Ia agak mengerang.”Pelan-pelan Rik,” bisiknya.Kudorong penisku pelan-pelan, sekali, dua kali, dan akhirnya tembus. Ia menggelinjang dan mengeluh. Kami berdua merasa di awang-awang. Rasanya bumi ini hanya milik kami berdua. Kami berdua menggerak-gerakkan tubuh kami mencari sentuhan-sentuhan yang paling peka.Kenikmatan makin meninggi, setelah beberapa saat gerakan tubuhnya makin kencang lalu ia memelukku erat-erat seraya merintih,”Rik, Rik,..” Aku juga tak tahan dan segera menyusulnya,”Ayu..” Di
a memelukku erat, bibir kami berkecupan ketika benihku menyemprot di dalamnya. Cairanku menyatu dengan cairannya. Selama beberapa menit kami masih dalam posisi itu.”Rik, aku cuma ingin sama kamu, engga ada yang lain lagi,” katanya.”Begitu juga aku Ayu, aku sayang kamu,” kataku sambil membelai pipinya. Lalu kukecup bibirnya, mesra dengan segenap perasaanku.Sekitar setengah jam kami masih berpelukan terbuai oleh pengalaman barusan.
Lalu kami bangkit. Aku lap penisku dengan handuk kecil, dan ia pun mengelap vaginanya, aku lihat ada darah di handuk itu. Lalu kami rebah berhadapan dan kami berpelukan lagi dan tak pakai apa-apa. Kami pun tertidur.Menjelang pagi kurasakan Ayu bangun. Ia akan mengenakan dasternya.”Aku harus kembali ke kamarku Rik, sudah pagi.”Tetapi aku menarik tangannya hingga ia kembali rebah di sisiku.”Masih setengah tiga Ayu, di sini dulu.”Penisku pun kembali tegang dan keras. Ayu melihatnya.”Rupanya si kecilmu sudah siap lagi Rik,” candanya.Ia pun bangkit lalu tubuhnya menindih tubuhku yang rebah telentang. Ia mengecupi leherku kiri dan kanan bertubi-tubi. Akhirnya bibir itu mampir di bibirku. Lidahku dan lidahnya berbelitan, sebentar dalam mulutku, sebentar dalam mulutnya. Lalu ia mengangkat tubuhnya sedikit, mengarahkan lubangnya ke ujung penisku lalu ia mendorongkan tubuhnya ke belakang hingga penisku masuk ke dalamnya sepenuhnya. Ia duduk di perutku. Tanganku meremas-remas payudaranya dan ia menggoyang-goyangkan tubuhnya di atasku. Mula-mula gerakannya tak terlalu cepat tetapi semakin lama ritme gerakannya makin meninggi lalu ia rebah dalam pelukanku, aku mendengar desahnya penuh kenikmatan. Namun aku masih tegar. Ganti ia yang kutelentangkan, aku berada di atasnya, kugerakkan tubuhku. Beberapa saat kemudian kenikmatanpun menjalar di seluruh tubuhku. Malam itu tak banyak kata-kata yang kami ucapkan, tetapi tubuh-tubuh kami telah saling bicara mencurahkan seluruh perasaan kami yang terpendam selama berbulan-bulan. Jam setengah empat sudah, ia mengenakan dasternya mengecup pipiku dan kembali ke kamarnya. Aku pun tertidur dengan rasa bahagia.Malam keempat. Kami mulai dengan bercium-ciuman sebentar di sofa. Kami tak mau berlama-lama di situ, kami pun masuk kamar. Setelah mengunci pintu ia melepaskan dasternya. Aku juga melepaskan pakaianku. Ternyata di balik daster itu ia mengenakan blouse dan celana mini tipis yang tak terlampau ketat berwarna biru muda. payudaranya tidak terlalu besar tetapi cukup menonjol di balik blousenya itu, putingnya tampak jelas di balik blousenya yang transparan itu dan di celananya aku juga bisa melihat rambutnya menerawang. Aku terpesona melihat Ayu berdiri di depanku dengan pakaian begitu seksi. Rambutnya yang bergerai panjang, tubuhya yang semampai sangat serasi dengan yang dipakainya. Aku duduk terpana di tempat tidur memandangnya. Kalau saja aku bisa memotretnya pasti tiap malam kupandangi foto itu dengan penuh pesona.”Luar biasa Ayu, cantik sekali kamu. Di mana kamu beli bajumu itu?”Dia tidak menjawab, hanya tersenyum. Ia menuju tempat tidur dan merebahkan diri. Aku pun rebah di sisinya. Kubelai putingnya di balik blousenya itu. Lalu kuusap celananya dan jari-jariku merasakan kemresak rambut-rambut di baliknya. Lalu kami rebah berhadapan. Kusisipkan penisku melalui sela celana mininya menyentuh vaginanya lalu kudekap dan kucium dia. Beberapa menit kami berciuman. Lalu ia bangkit mengecup dadaku di berbagai tempat.Kulepas celana mini dan blousenya. Sekarang tak ada apa-apa lagi yang melekat di tubuh kami. Aku duduk dan ia duduk di pangkuanku berhadapan dengan aku. Punya kami saling menempel. penisku berdiri tegak dikelilingi oleh rambut-rambutnya dan rambut-rambutku, hingga penisku tampak seolah-olah punyanya juga. Segera kamipun berdekapan erat, beciuman sambil duduk. Cukup lama kami bercumbu rayu dengan berbagai cara. Seperti malam sebelumnya, malam itu kami melakukan lagi dua kali.Esoknya aku harus kembali ke kotaku. Hari itu Ayu mengambil cuti seharian ia menemaniku. Sore hari Ayu mengantarku ke stasiun kereta api. Kulihat matanya berkaca-kaca ketika aku menyalami dia.”Datang lagi ya Rik, malam ini aku akan memimpikanmu,” katanya ketika aku akan menaiki kereta.Ketika kereta bergerak meninggalkan stasiun aku masih melihat dia melambaikan tangannya sampai ia hilang dari pandanganku.”Aku pasti datang lagi Ayu,” tanpa sadar kuucapkan kata-kata itu.

Riska

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 13 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memeknya belum ditumbuhi bulu-bulu halus.

Aku sering melihat riska ke sekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan-jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore.

Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat. Dengan sangat nernafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideker didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja. Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana… ?”, dengan terbata-bata riska berkata “Gi… gini om, mereka i… itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM.

Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi. Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya. Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan-lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss… nikmattttt… Ommmm… ahh… ahhhh… ” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD. Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh… terusss Om… terusss… nikmattttt… ahh… ahhhh… ” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memeknya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memeknya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska. “Ouuhhh… Ommmm… terus… ahhh… ahhhhhhhhh… ahhhhhhhhhhhhhh… ” riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali.

Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah dulu ya… ” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memek aku udah basah… ” sambil ia memegang memeknya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya. Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut.

Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut. Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska ngak kesekolah nih?” dengan malu-malu riska menjawab “Ujan om… ” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu-tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar-samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut. Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memeknya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memek dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang.

Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget dan buru-buru melepaskan tangannya dari memek dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan. Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm… terusssssss… nikmattttttt… ahh… ahhhhhhhhhhh… isap terus Om… Ahhhh… mhhhhhhhh. Omm… ” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan-lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan. “Ahh ugggh… uuhh… agh… uhh… aahh”, Mendengar desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memeknya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memeknya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memek riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memeknya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memek anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memeknya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memek riska. Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah. “Auuuuuggggkkkk… ” jerit Riska. “Ah… tekan Omm… enaaaakkkkk… terusssss Ommm… ” Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh… , uuhh… , agh… , uhh… , aahh”, yang membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memeknya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya. Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memeknya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memeknya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm… ! Pelan-pelan dong… !” katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memeknya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memeknya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang. “Uhh… , aahh… , ugghh… , ooohh”. “Hmm… , aumm… , aah… , uhh… , ooohh… , ehh”. “Oooom… , uuhh… ” Riska menggeliat-geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm… ” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemeknya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memeknya, membuat Riska tersentak dan memekik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memeknya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan-pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap-hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu. Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah.

Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memeknya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska… !” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memek riska. “Aduhhhhhh Omm… aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm… ” jerit Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memek riska walaupun telah basah oleh lendirnya. Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg… sa… kiiiit… Sekkkallliii… Ommmmm… “, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memek riska “Bless, jeb… !” jeb! jeb! “Uuh… , uh… , uh… , uuuh… “, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk… ” jerit Riska. “Ommm Ahh… , matt… , maatt… , .ii… aku… ” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memek riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memek riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.”

Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memek riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memek riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi. “Uhh… , aahh… , ugghh… , ooohh”. “Hmm… , aumm… , aah… , uhh… , ooohh… , ehh”. “Ooommm… ,sakkkitt… uuhh… , Ommm… ,sakitttt… ahh”. “Sakit sekali… Ommm… , auhh… , ohh… ” “Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memeknya terhadap penisku semakin kuat… Nyaman dan hangat sekali memeknya… ! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memeknya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang. “Oooom… , ooohh… , aahh… , ugghh… , aku… , au… , mau… , ah… , ahh… , ah… , ah… , uh… , uhh”, tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang… ! Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww… , ooww… , sshh… , aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww… , aahh… , sshh… , terus Ommm, terruuss… , oohh” “Oohh… , ooww… , ooww… , uuhh… , aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memeknya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh… , ahh… , Oohh… ” dan, “Crrtt… , crtr… , crt… , crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh… aduh… aduhh… uhh… terus… terus… cepat… cepat aduhhh… !” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh… ” “Uhhh… uhhh… aduh… aduh… cepat… cepat Ommm… aduh… !” “Hehh… eh… eh… ehhh… ” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet… ” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh… ”

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memeknya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memeknya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memeknya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan… “Terus… , Omm… , terus… kan… ! Ayo… , teruskan… sedikit lagi… , ayo… !” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu… , “Seerr… !” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memek riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas… ?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memeknya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memeknya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memek riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memek riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” riska pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga. Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga.

Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.

beda cowo


Beda Cwo Ganteng & Cwo Jelek
beda cowok ganteng dan cowok jelek:

kalo cowok ganteng berbuat jahat
cewek-cewek bilang: nobodys perfect
kalo cowok jelek berbuat jahat
cewek-cewek bilang: pantes... tampangnya aja kriminal!

kalo cowok ganteng nolongin cewek yang diganggu preman
cewek-cewek bilang: wuih jantan... kayak di filem-filem
kalo cowok jelek nolongin cewek yang diganggu preman
cewek-cewek bilang: pasti premannya temennya dia...

Kalo cowok ganteng pendiam
cewek-cewek bilang: woow, cool banget...
kalo cowok jelek pendiam
cewek-cewek bilang: ih kuper!

kalo cowok ganteng jomblo
cewek-cewek bilang: pasti dia perfeksionis
kalo cowok jelek jomblo
cewek-cewek bilang: sudah jelas... ga laku!

kalo cowok ganteng dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: klop... serasi banget...
kalo cowok jelek dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: pasti main dukun!

kalo cowok ganteng diputusin cewek
cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan masih ada aku...
kalo cowok jelek diputusin cewek
cewek-cewek bilang:...(terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah, liat dulu dong bentuknya, ngaca!)

kalo cowok ganteng ngaku indo
cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip bule sih...
kalo cowok jelek ngaku indo
cewek-cewek bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot!

kalo cowok ganteng penyayang binatang
cewek-cewek bilang: perasaannya halus...penuh cinta kasih
kalo cowok jelek penyayang binatang
cewek-cewek bilang: sesama keluarga emang harus menyayangi!

kalo cowok ganteng bawa BMW
cewek-cewek bilang: matching...keren luar dalem
kalo cowok jelek bawa BMW
cewek-cewek bilang: mas majikannya mana?

kalo cowok ganteng males difoto
cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya kesebar-sebar
kalo cowok jelek males difoto
cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?

kalo cowok ganteng naek motor gede
cewek-cewek bilang: wah kayak lorenzo lamos bikin lemes!
kalo cowok jelek naek motor gede
cewek-cewek bilang: awas!! mandragade lewat!

kalo cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek
cewek-cewek bilang: ini baru cowok gentlemen
kalo cowok jelek nuangin air ke gelas cewek
cewek-cewek bilang: naluri pembantu, emang gitu...

kalo cowok ganteng bersedih hati
cewek-cewek bilang: let me be your shoulder to cry on
kalo cowok jelek bersedih hati
cewek-cewek bilang: cengeng amat!! laki-laki bukan sih?

loghis atw mathemathis

PILIH GADIS MATEMATIS ATAU GADIS LOGIS?

Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan....

M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.

L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.

M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.

L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.

M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich.....

L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.

M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit...

L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.

Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.

M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?

L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.

M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?

L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.

M : Dan... dan..

L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap...

M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?

L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..

M : Oh... Lalu apa yang dilakukan pria tadi?

L : Sesuai dengan logika... Dia menurunkan
celananya...

M : Oh tidak... Lalu apa yang terjadi kemudian?

L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya... So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu...